$3%73.....Serasa d'Jepang

$3%73.....Serasa d'Jepang
$@ku%@

Kamis, 30 Juni 2011

PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMP


Karya Ilmiah Singkat Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran 2
Pengampu : Pak Noor Hadi Th.



Oleh :
Diah Ayu Juni Marhenti (K1209020)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010


BAB I
PENDAHULUAN

1. Konsep Teknologi Pembelajaran
Teknologi telah merupakan bagian integral dalam setiap masyarakat.
maju suatu masyarakat, maka banyak teknologi yang dihasilkan. Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Definisi AECT 1963 tentang komunikasi audio visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendisain dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar. Kegiatannya meliputi ; a) mempelajari kelemahan dan kelebihan, yang unik maupun relatif, dari pesan baik yang diungkapkan dalam bentuk gambar, maupun yang bukan, dan yang digunakan untuk tujuan apapun dalam proses belajar, dan b) penstrukturan dan sistematisasi pesan oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan. Kegiatan ini meliputi perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya ialah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pebelajar (orang yang belajar) secara maksimal (Ely, 1963:18-19).
Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”

2. Pentingnya Teknologi Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri seseorang. Usaha ini dapat dilakukan yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk membuat rancangan atau mengembangkan sumber belaja yang diperlukan. Sehingga pembelajaran berjalan efektif dengan pemakaian yang tepat Penggunaan teknologi pembelajaran dianggap penting bagi masyarakat, seiring perkembangannya yang semakin luas,dengan alasan sebagai berikut :
a. Menggunakan teknologi melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa menggunakan teknologi menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran bukan pendengar pasif.
b. Menggunakan teknologi menghilangkan masalah disiplin yang paling. Ketika siswa terlibat dalam pekerjaan, ada sedikit waktu untuk masalah.
c. Menggunakan teknologi memungkinkan siswa untuk mengambil kepemilikan proyek. Ketika siswa tersebut diberdayakan untuk menemukan / jawaban nya sendiri, proses pembelajaran menjadi jauh lebih menarik.
d. Menggunakan teknologi mengubah guru dari ahli wewenang untuk fasilitator. Guru menjadi lebih peserta dari ahli otoritas ketika siswa menggunakan teknologi untuk menemukan jawaban online.
e. Menggunakan teknologi akrab bagi mahasiswa saat ini. menggunakan Teknologi adalah bagian dari proses pembelajaran yang normal bagi siswa, mereka mendapatkan kemudahan dan guru sering belajar program teknologi baru bersama dengan siswa.
f. Menggunakan teknologi mengurangi beban kerja pada guru. Teknologi sebagai alat meningkatkan, dan menggantikan, teks, kertas dan pensil karena siswa dapat menggunakan teknologi untuk kedua referensi dan presentasi.
g. Menggunakan teknologi memungkinkan untuk transisi dari sekolah untuk bekerja dan sekolah ke perguruan tinggi. Teknologi yang digunakan di mana-mana - dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknik, transportasi, manufaktur, dan setiap aplikasi bisnis yang dapat Anda pikirkan. Dari transaksi penjualan dan pengendalian persediaan, dengan e-commerce, penggunaan teknologi tidak terbatas.
h. Menggunakan teknologi memungkinkan untuk pertukaran informasi bebas. Meluasnya penggunaan pengolah kata yang kompatibel dan program perangkat lunak grafis memungkinkan informasi dipertukarkan lebih mudah daripada sebelumnya.


BAB II
PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses pembejaran lebih diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan tidak berupaya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi miskin dalam aplikasi.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara". Teknologi dalam pembelajaran dapat terlihat dari berbagai pola pembelajaran, antara lain:
 Guru hanya untuk sumber belajar
Yaitu guru menjadi satu-satunya sumber pembelajaran. Semua materi yang diperoleh siswa hanya bersumber pada penjelasan guru, tidak ada alat peraga, media dan aneka sumber belajar yang lain, selain materi yang dijelaskan oleh guru. Setiap hari proses pembelajaran yang dilakukan hanya secara lisan saja. Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dengan baik dan benar. Guru yang profesional manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Sebagai sumber belajar, guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswanya. Guru harus mampu menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa lainnya.Guru harus mampu melakukan pemetaan materi pelajaran, misalnya dengan menentukan materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan, dan mana materi yang diingat kembali karena pernah di bahas.
Sehingga profesionalisme guru sangat diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan, karena guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apabila tenaga pengajar ini bisa dengan profesional melaksanakan tugasnya maka kualitas peserta didik juga akan baik. Setiap guru harus mengetahui bagaimana guru dikatakan profesional, sebab dengan pengetahuan tersebut guru bisa menyesuaikan keadaan yang ada pada dirinya, dalam arti apabila guru tersebut merasa dirinya kurang profesional maka diharapkan ia akan berusaha meningkatkan keprofesionalisme dirinya. Peningkatan profesionalisme guru ini sangat penting demi terwujudnya sumber daya yang berkualitas yang dapat diandalkan. Seorang guru yang professional dapat dilihat dari implementasinya dalam menggunakan metode pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya baik itu melalui kegiatan seminar, pelatihan, adanya sertifikasi, melalui kegiatan penyuluhan dan lain-lain.
Dengan keterbatasan sumber meteri pembelajaran diharapkan siswa mampu belajar secara aktif, karena jika hanya guru yang aktif, sedangkan siswanya pasif kemungkinan meteri tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, dan pembelajaran tidak optimal.

 Guru + alat peraga
Yaitu selain guru menjadi sumber utama dengan kegiatan ceramah juga telah ditunjang dengan adanya alat peraga. Pada dasarnya anak belajar melalui benda / objek kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda – benda kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tongkat – tingkat belajar yang berbeda – beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi. Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor – faktor yang dapat memotivasi Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat – ingat fakta.
Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Alat peraga dua dan tiga dimensi
Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, papan tulis
b. Alat peraga yang diproyeksikan
Film, slide dan filmstrip
Fungsi alat peraga adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena mrupakan bagian yang integral dari situasi mengajar.
c. Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap)
e. . Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
f. Untuk memprtinggi mutu pembelajaran.

 Guru + media
Yaitu selain guru yang menjadi sumber meteri pembelajaran, juga ditunjang dengan adanya media untu membantu proses pembelajaran. Pada umumnya guru telah mengenal teknologi, mereka mampu menerapkan salah satu media yang dikuasainya , sehingga fungsi guru tidak lagi sebagai sumber pokok,namun fasilitator. Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator, ada beberapa hal yang harus dipahami guru. Pertama, guru perlu memahami bebagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman terhadap media penting, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Kedua, guru perlu mempunyai ketrampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan merancang media yang cocok akan memudahkan proses pembelajaran, yang pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Ketiga, guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai sumber belajar, termasuk memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan tehnolgi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Melalui teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok. Keempat, sebagai fasilitator guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
Hal yang sama juga akan terjadi jika guru melakukan pembelajaran dengan cara berbagai tugas dengan media, contohnya seorang guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari sumber atau referensi di media internet terkait dengan tugas tersebut. Namun, ada perbedaan sedikit jika guru melakukan pembelajaran yang dimediakan, yaitu hasil yang dicapai hanya menyentuh segi kognitif dan psikomotorik, tidak menyentuh pada segi afektif siswa.
 Media sebagai satu-satunya sumber belajar
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.Dengan adanya media sebagai satu-satunya sumber belajar
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
 Guru + aneka sumber belajar
Guru dilengkapi dengan berbagai sumber belajar sangat diharapkan dalam teknologi pembelajaran yang optimal, dengan berbagai sumber yang dikuasai, seorang guru mampu membuat variasi model pembelajaran agar siswa mudah menerima materi pembelajaran.Fungsi Sumber Belajar
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
d. Lebih memantapkan pembelajaran
e. Memungkinkan belajar secara seketika
f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa




BAB III
MERANCANG PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
A. Dalam pelajaran menyimak media yang digunakan yaitu: guru, siswa, radio, dan tape recorder. Contoh:
1. Guru membacakan satu cerita dari sebuah wacana, siswa mendengarkan dan dapat menceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasanya sendiri.
2. Siswa menceritakan pengalamannya saat liburan yang lain mendengarkan.
3. Radio, siswa diberi tugas mendengarkan berita, drama radio.
4. Dengan tape recorder guru dapat memperdengarkan rekaman puisi, drama, pidato, dan lain-lain yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
B. Dalam pembelajaran berbicara media yang dapat digunakan yaitu: kartu kata, gambar.
1. Kartu kata, guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kata-kata ungkapan kemudian siswa disuruh membuat kalimat menggunakan kata ungkapan yang diperoleh dari kartu yang diambil.
2. Gambar, siswa dapat menceritakan isi gambar yang dipasang di depan kelas secara sistematis sehingga menjadi satu cerita yang utuh.
C. Dalam pembelajaran membaca media yang dapat digunakan yaitu wacana.
Sebuah wacana dipotong menjadi penggalan-penggalan yang kemudian paragrafnya diacak. Setelah itu siswa disuruh menyusun kembali menjadi wacana utuh yang kemudian siswa membaca wacana tersebut sesuai dengan butir pembelajaran yang diajarkan.
D. Dalam pembelajaran menulis media yang dapat digunakan yaitu: gambar, benda, kartu
1. Gambar, guru memperlihatkan gambar seri, siswa ditugasi menceritakan rangkaian gambar tersebut secara tertulis.
2. Benda, sebuah benda nyata yang ada di dalam kelas dapat dijadikan bahan oleh siswa untuk menulis sebuah cerita.
3. Kartu, yang bisa berisi gambar atau simbol-simbol dapat diberikan pada siswa dan siswa dapat menjelaskannya secara tertulis.
E. Dalam pembelajaran apresiasi sastra media yang dapat digunakan yaitu: kaset, gambar.
1. Kaset yang berisi rekaman drama, pembacaan puisi dan cerpen dapat diperdengarkan kepada siswa
2. Gambar, siswa dapat membuat puisi dari gambar yang diamatinya.



Rancangan Penerapan Teknologi Pembelajaran
Pada Keterampilan Berbahasa
Menyimak Dongeng

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Aspek : Menyimak
Kelas : VII A
Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

I. Standar Kompetensi
Memahami isi karya sastra lama berupa dongeng .

II. Kompetensi Dasar
a. Menyimak dongeng yang dibacakan secara intensif dan ekspresif.
b. Menemukan pokok- pokok dongeng (apa, siapa, kapan, dimana).
c. Menceritakan kembali isi dongeng dengan bahasa siswa sendiri.

III. Indikator
a. Mampu menyimak dongeng yang dibacakan secara intensif dan ekspresif.
b. Mampu menemukan pokok- pokok dongeng (apa, siapa, kapan, dimana).
c. Mampu menceritakan kembali isi dongeng dengan bahasa siswa sendiri

IV. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu dongeng yang telah dibacakan dengan intensif dan ekspresif.
b. Siswa mampu menemukan pokok- pokok dongeng (apa, siapa, kapan, dimana) ang terdapat dalam isi dongeng.
c. Siswa mampu menceritakan kembali isi dongeng dengan bahasa siswa sendiri.

V. Materi pembelajaran
Dongeng ” Kancil dan Buaya ”


VI. Metode
a. Ceramah : Guru menerangkan materi karya sastra dongeng.
b. Contoh : guru memberikan contoh dongeng kancil dan buaya.
c. Latihan : Guru memberikan tugas untuk mengetahui seberapa banyak penguasaan menyima siswa.

VII. Media dan sumber pembelajaran
Tape recorder, LCD, kertas folio, materi cetak, email

VIII. Pelaksanaan
1. Guru membuka kegiatan belajar-mengajar (KBM) dengan salam dan mempresensi siswa.
2. Guru menjelaskan tentang pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu karya sastra dongeng, menggunakan media LCD dalam memaparkan pembahasan tersebut.
3. Guru membagikan materi kepada siswa dan bentuk cetak, agar siswa mampu memahami sendiri materi yang disampaikan.
4. Selanjutnya guru memperdengarkan satu dongeng kepada siswa menggunakan tape recorder.
5. Siswa menyimak dongeng yang dibacakan, sambil mencatat pokok- pokok dongeng (apa, siapa, kapan, dimana) yang terdapat dalam isi dongeng.
6. Guru memberikan pertanyaan kaitannya dengan isi dongeng, untuk mengetahui seberapa banyak isi yang disimak, dengan menuliskan jawaban pada lembar folio yang dibagikan guru.
7. Guru menunjuk beberapa siswa untuk berani maju menceritakan ulang isi dongeng yang telah diperdengarkan.
8. Guru memberikan tugas kepada siswa lain yang tidak maju untuk melakukan kegiatan menyimak kelompok dengan obyek siswa yang maju.
9. Selanjutnya masing-masing kelompok membuat resume dongeng, diketik rapi lalu mengirimkannya ke email guru.
10. Guru memberikan evaluasi dongeng yang diceritakan ulang oleh siswa tentang kekurangan dan kelebihannya.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Berkembangnya teknologi pembelajaran, memacu guru dan siswa untuk ikut mengetahui, mempelajari dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih beik mengikuti perkembangan yang ada. Teknologi pembelajaran merupakan sebuah konsep perkembangan yang berawal dari penyempitan teknologi pendidikan, yaitu sebagai teori dan praktik dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola,dan menilai proses dan sumber untuk belajar. Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual.
Manfaat teknologi pendidikan:
 Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:
 Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
 Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
 Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Saran
Dengan berbagi sumber pembelajaran yang ada, hendaknya seorang guru belajar untuk menguasai semua sumber yang ada, dan pemanfaatannya agar dalam kegiatan belajar mengajar guru mampu memvariasikan sumber yang dikuasainya, guru dan siswa berkembang pengetahuannya, dalam proses menerima materi, siswa tidak cepat bosan, dan belajar dengan optimal.
Tentunya siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, agar antara guru dan siswa sama-sama optimal dalam pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam pembeljaran sesiau dengan yang diharapkan.



DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/peranan-teknologi-informasi-dalam.html
primajati.files.wordpress.com/.../pemanfaatan-sumber-belajar-dalam-upaya.doc
Murhoffir. 1990. Teknologi instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

1 komentar:

  1. terimakasih ilmunya, sangat bermanfaat. tapi, saya ingin bertanya mengenai perbedaan alat peraga dengan media itu bagaimana? soalnya poster menjadi contoh kedua pola pembelajaran tsb

    BalasHapus